LANAVIANI- Begadang adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengurangi waktu tidur pada suatu hari. Normalnya, orang memerlukan waktu tidur yang cukup setidaknya 7 sampai 9 jam dalam sehari. Namun, orang yang melakukan aktifitas begadang akan mengurangi waktu tidurnya menjadi kurang dari 6 jam atau bahkan tidak tidur sama sekali. Jika sering dilakukan, begadang tentu akan berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Dampak akibat dari sering bergadang yang kerap kali dialami orang ada banyak salah satunya saitu peningkatan berat badan atau sering disebut dengan obesitas.
Ada 2 faktor utama mengapa orang yang bergadang cenderung memngalami obesitas. Faktor yang pertama adalah hormone BMAL1 dan yang kedua adalah Hormon NPY (Neuropeptide Y)
1.Hormon BMAL1
Mungkin anda pernah mendengar yang Namanya hormon BMAL1. Jadi yang namanya bergadang, biasanya akan ditemani dengan yang dinamakan cemilan. Apa makanan yang paling banyak di konsumsi di malam hari? Sebagian besar adalah junk food. Tentunya teman-teman semua sudah tahu. Jarang sekali diantara kita bergadang dengan menu cemilannya buah apel atau jeruk. Sangat jarang sekali. 99% orang bergadang menkonsumsi junk food. Lalu apa hubungannya dengan hormone BMAL1? Jadi, hormon ini terbentuk pada malam hari sekitar jam 2 malam. Itu adalah puncaknya. Dan tugas hormon ini adalah untuk membentuk lemak pada sel-sel tubuh. Jadi kalau anda makan misal pada jam 9 atau jam 10 atau bahkan jam 12 malam, itu artinya anda akan menyiapkan nutrisi bagi hormon ini untuk membentuk lemak. Jadi bagi anda yang sedang program diet, admin sarankan untuk tidak makan di atas jam 7 malam. Kenapa? Karena seperti yang sudah admin katakan di tadi.
Baca Juga : Sebab Kenapa Berat Badan Anda Susah Untuk Turun
2. Hormon NPY (Neuropeptide Y)
Hormon ini juga sangat erat kaitannya. Hormon NPY ini cara kerjanya mirip dengan hormon sebelumnya yaitu hormone BMAL1 tadi. Mengapa hormon ini terbentuk? Hormon ini terbentuk karena stress. Sekali lagi, hormon ini terbentuk karena stress. Jadi, kebiasaan tidur larut malam cenderung terjadi pada mereka yang mengalami stress. Penyebab stress ada bermacam-macam misalnya masalah pekerjaan kantor yang belum selesai, stress karena banyak pikiran. Coba anda perhatikan. Mungkin anda sekarang yang sedang menjalankan program diet, anda setiap hari mengalami stress, pasti anda akan susah untuk menurunkan berat badan anda. Jadi saran admin bagi anda yang sedang menjalani program diet, cobalah untuk mengatur pola tidur anda, berusahalah memanajemen pikiran stress anda. Karena kalau tidak,sekeras apapun anda berusaha dan berolahraga, berat badan anda akan susah sekali turun. Kalaupun turun nanti pasti akan naik kembali.
Baca Juga : Dampak Buruk Khawatir dan Stress Berlebihan Yang Tidak Baik Untuk Tubuh
Berapa lama waktu tidur yang baik bagi kesehatan?
Menurut studi, jika anda kurang tidur selama empat hari saja
sudah sangat bisa meningkatkan berat badan atau obesitas. Jika pada kondisi ini
berlangsung secara terus-menerus, efeknya tidak hanya membuat seseorang anda menjadi
gemuk, tetapi juga berisiko mengalami penyakit diabetes dan berbagai penyakit
kronis lainnya.
Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak
buruk dari kurang tidur? Pertama-tama, anda perlu mengetahui durasi waktu tidur
yang baik. Kebutuhan tidur dari setiap orang beragam bergantung pada usia dan
aktivitas hariannya. Disarankan bagi orang yang sudah dewasa, waktu yang sehat untuk
tidur malam sebanyak 7-9 jam. Untuk bayi, anak kecil, dan remaja membutuhkan
lebih banyak waktu jam tidur untuk menunjang tumbuh kembang secara fisik dan
psikis. Sementara itu, pada lansia (65 tahun ke atas) dianjurkan untuk tidur selama
7-8 jam setiap malam. Namun, jumlah waktu tidur secara teratur saja belum tentu
cukup untuk bisa menentukan apakah pola tidur anda sudah baik ataupun belum. Untuk
bisa dikatakan sehat, pola tidur harus memiliki unsur keteraturan, dalam arti
bangun dan tidur di waktu yang kurang lebih sama. Pastikan juga anda bebas dari
gangguan tidur diantaranya seperti insomnia, sleep apnea, atau restless leg
syndrome.
Sekian sharing admin pada kesempatan ini. Semoga bermanfaat.
Terima Kasih