LANAVIANI – Apakah kalian tahu Bapak Lo Kheng Hong? Atau Warren Buffet? Bapak Lo Kheng Hong dikenal dengan Investor Legendaris Indonesia atau disebut Warren Buffet nya Indonesia. Tapi kalo Warren Buffet mungkin kalian sudah mengenalnya yaitu salah satu orang terkaya di dunia yang kekayaannya diperoleh dari berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong
Pada awalnya beliau bukan siapa-siapa bahkan hidupnya
cenderung sulit. Tapi, sekarang beliau berhasil menjadi Bapak Value Investor
Indonesia yang kekayaannya menurut berbagai sumber mencapai 2 triliun rupiah
mungkin bisa lebih. Kesuksesannya itulah yang menjadikannya inspirasi bagi para
Investor Saham.
Warren Buffet
Beliau adalah Bapak Value Investor Dunia. Sedikit berbeda
dengan Bapak Lo Kheng Hong, Ayah Warren Buffet pernah menjadi anggota parlemen
Amerika Serikat. Tetapi Warren Buffet tidak mengandalkan kekayaan orang tuanya,
beliau memulai bisnis pertamanya di umur 6 tahun dengan berjualan permen karet
dan berjualan koran ketika duduk di bangku SMP. Masih banyak lagi usaha kecil-kecilan
yang dilakukan Warren Buffet pada waktu masih kecil. Insting bisnisnya yang
menjadikan modal untuk memulai investasai di saham. Sampai saat ini, Warren
Buffet menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan total kekayaan yang
mencapai 1000 triliun lebih. Kekayaannya didapat dari investasi saham.
Apa Itu Saham?
Sebenarnya tidak ada yang tahu pasti darimana, dimana, kapan
saham terbentuk. Tapi yang jelas, konsep saham adalah seperti contoh berikut. Ada
seseorang yang membuka bisnis makanan. Setelah beberapa waktu berjalan,
ternyata bisnis makanannya laku banyak. Dan orang itu mau mengembangkan
bisnisnya dengan membuka toko cabang dan melakukan ekspansi pabriknya. Tapi
orang itu tidak memiliki modal yang cukup atau terbatas. Lalu, orang itu ingin
mencoba meminjam Bank akan tetapi bunganya terlalu besar. Mencari investor juga
belum tentu ada yang mau. Pada akhirnya orang itu memutuskan untuk membuat
perusahaannya IPO atau Initial Public Offering. Apa itu IPO?
Sederhananya, perusahaan tersebut terbuka untuk umum dengan
cara menerbitkan saham atau membagikan kepemilikan usaha kepada publik. Pemegang
saham akan mendapatkan Dividen artinya perusahaan akan membagikan keuntungannya
kepada pemegang sahamnya. Perusahaan tidak terus-menerus mengeluarkan saham
secara tiba-tiba. Apa yang terjadi jika orang yang memiliki saham perusahaan
tersebut sudah tidak mau lagi memiliki saham perusahaan itu?
Kita bisa menjual saham tersebut kepada orang lain yang
berminat. Jika perusahaannya bagus pasti akan banyak peminatnya. Tapi jika
perusahaannya tidak bagus, kebalikannya yaitu akan sedikit peminatnya. Jika
banyak peminat tetapi sedikit barang yang tersedia maka harga akan naik
sedangkan jika peminat sedikit tetapi banyak barang yang tersedia maka harga
akan turun. Itulah yang membuat saham yang beredar terkadang berbeda dengan
value sebenarnya. Apa yang membuat saham naik turun?
Tentunya dari minat pembeli. Seseorang bisa minat untuk
membeli bisa dari berita yang beredar, atau memang karena perusahaannya yang
bagus. Penjualan kepemilikan saham itu dilakukan secara terus-menerus,
berulang-ulang oleh ribuan bahkan jutaan orang setiap harinya. Untuk mendapatkan
regulasi yang tepat maka dibentuklah Bursa Saham. Bursa Saham menjadi pengukur
harga-harga saham yang terdapat didalamnya yang akan dikelompokkan dan
dilakukan perhitungan rata-rata sehingga terbentuklah yang dinamakan Indeks.
Indeks sendiri akan menjadi acuan dari kelompok-kelompok saham tersebut. Semua
perusahaan IPO sungguh sangat membantu masyarakat yang tahu bagaimana cara
berdagang saham untuk mendapatkan kekayaan. Sebagai contoh seperti 2 tokoh yang
disebutkan diatas.
Cara yang mereka gunakan yaitu dengan cara menghitung value
perusahaan tersebut seperti bagaimana laporan keuangan perusahaan tersebut?
Bagaimana kinerja perusahaannya? Bagaimana bisnis perusahaan itu dapat
berkembang? Itulah yang dinamakn dengan Value Investing. Ketika mereka tahu
saham apa yang bagus mereka akan membelinya di harga yang murah. Jika
perusahaannya bagus pasti harga sahamnya akan naik. Mereka akan mendapatkan
keuntungan dari selisih harga tersebut atau selisih harga beli dengan harga
jual. Kemampuan Value Investing tidak bisa didapat secara instan. Membutuhkan
waktu bertahun-tahun dan mentor yang tepat untuk investasi.