LANAVIANI – Dari pagi sampai malam kita bekerja untuk uang dan pastinya kita senang jika mempunyai uang. Kita juga pasti akan sedih jika tidak memiliki uang. Sekarang nilai mata uang kita Rupiah turun juga dapat membuat kita khawatir. Kenapa kita bisa khawatir karena nilai mata uang turun?
Asal-Usul Uang
Konsumen-Produsen
Kembali ke beribu-ribu tahun yang lalu, disaat manusia belum
menjadi makhluk sosial seperti sekarang. Pada zaman itu, manusia memanfaatkan
hasil alam sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Takaran mereka bisa
dibilang sukses adalah ketika mereka mempunyai banyak aset seperti ternak yang
banyak, hasil ladang, dan kemah yang besar. Hasil yang akan mereka cari adalah mata
air, lahan yang subur dan aman dari hewan buas. Pada zaman itu tidak ada nilai
tukar seperti uang. Mereka bekerja masing-masing untuk mendapatkan kebutuhan
hidupnya. Pada akhirnya manusia semakin banyak dan manusia mengenal sistem baru
yang memudahkan perkejaan mereka yaitu sistem Barter.
Barter
Barter atau bertukar barang dilakukan oleh manusia agar
mereka tidak harus memproduksi semuanya sendiri dan akan membuat manusia
bekerja dengan lebih efektif. Ada yang bertanam jagung, sayur, umbi-umbian,
peternak, dan sebagainya. Lalu, semakin berkembangnya zaman manusia menjadi
semakin kreatif juga dalam membuat suatu barang misalnya yang awalnya pakaian
terbuat dari kulit hewan kemudian ada manusia yang berinovasi untuk membuat
pakaian dari bahan kombinasi antara hewan dan tanaman. Pada awalnya, sistem Barter
memang sangat membantu akan tetapi tetap ada masalah baru. Tidak sedikit orang
yang mengalami kerugian karena barang yang mereka punya kurang diminati orang
lain dan ada pula mereka yang bersikeras tentang nilai barang yang mereka jual.
Akhirnya ada sistem baru yang diciptakan oleh Kekaisaran Romawi dengan cara
mewajibkan alat tukar yang sah dalam perdagangan adalah Garam.
Garam
Mungkin dari kita ada yang bertanya kenapa Garam? Pada zaman
tersebut bahkan sampai sekarang, Garam merupakan barang yang dianggap sebagai
salah satu barang yang paling dibutuhkan oleh manusia sehingga nilainya dapat
terukur. Budaya bertukar Garam masih dapat terlihat sampai sekarang. Dalam
Bahasa Inggris gaji disebut dengan salary. Salary sendiri diambil dari kata Garam
atau Salaryum yang menjadikan pengaruhnya masih dapat kita saksikan sampai
sekarang. Ternyata sistem menggunakan Garam juga belum efektif karena Garam
dapat kadaluarsa. Tetapi manusia tidak kehabisan akal akhirnya pemerintah
menerapkan sistem baru dengan menggunakan Emas Keping sebagai alat tukar.
Emas
Seperti yang kita ketahui, nilai Emas sangat besar karena Emas
pun sampai saat ini dipercaya menjadi sebuah Logam Mulia yang memang indah
untuk digunakan. Bukan hanya dianggap atau dipercaya sebagai benda berharga,
tetapi Emas memang merupakan barang yang benar-benar berharga karena proses
pembuatannya yang tidak mudah dan juga merupakan hasil bumi yang sulit
didapatkan. Sekian waktu berlalu, ternyata sistem Emas memiliki resiko besar
buat dicuri sehingga dibuatkan sistem yang baru lagi yaitu sistem tukar dengan
menggunakan Uang Kertas.
Uang Kertas
Sejarah Uang Kertas tidak lepas dari kisah Satria Templar
sekelompok Tentara Kristen yang disiapkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan
para peziarah Kristen yang hendak berziarah. Tempat ziarah disaat itu merupakan
tempat-tempat yang baru dikuasai Satria Templar sehingga sepanjang perjalanan
peziarahan merupakan tempat yang rawan apalagi biasanya para peziarah membawa
banyak sekali barang berharga ketika berziarah yang sangat menarik bagi para
bandit. Untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan maka dibuatlah sistem
penitipan barang berharga yang dikumpulkan dan dijaga ketat oleh Satria Templar.
Barang yang dititipkan akan diganti dengan sebuah surat yang mengizinkan mereka
untuk melakukan jual-beli di wilayah ziarah dengan nilai yang setara dengan
barang bawaan yang mereka bawa kala itu. Sistem itu sangat dianggap baik.
Karena kekuasaan Satria Templar yang semakin besar akhirnya sistem itupun menyebar
ke ujung dunia.
Kenapa Orang Bisa Khawatir Ketika Nilai Uang Turun?
Pada dasarnya setiap negara memiliki Uang sebagai kedaulatan
suatu negara tersebut. Tetapi, ada beberapa kaum elit yang memberikan hutang
kepada negara sehingga negara akan dipengaruhi oleh kaum elit tersebut. Uniknya
yang memiliki utang itu bukan hanya satu negara tetapi banyak negara sehingga
nilai uang pun berhubungan dari negara ke negara yang lain. Jika nilai Mata Uang
turun pasti khawatir karena artinya barang yang bisa kita beli akan semakin
sedikit. Tetapi, sebagai individu hal yang paling penting adalah kita dapat
mengatur keuangan kita dengan baik. Jika kita sudah mengatur keuangan dengan
baik pasti tidak akan masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup kedepannya.